Jumat, 14 November 2014

LAPORAN
PRATIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
“DIGITASI DAN EDIT”

Dibuat Oleh:
Gusti Afriani
(1201577/2012)

Dosen Pembimbing:
Hendry Frananda, M.Sc



Geografi Non Kependidikan
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas nikmat dan karunia. Berkat rahmat tersebut akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Sistem Informasi Geografi yang berjudul” DIGITASI DAN EDIT”.
Laporan  ini merupakan salah satu tugas minguan untuk menyelesaikan mata kuliah   Pratikum Sistem Informasi Geografi.
 Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman, sehingga dengan bimbingan dan bantuan teman – teman semua  penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kesalahan, selayaknya penulis hanya manusia yang tak terlepas dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar dapat lebih sempurna dalam pembuatan laporan dimasa yang akan datang.

Padang, September 2014

                       
Penulis









BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

          Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). 
          Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:
” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan  sumberdaya manusia  yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.
          Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. 
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada
          SIG merupakan  data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat  tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
          Telah dijelaskan diawal bahwa SIG adalah suatu  kesatuan sistem yang terdiri dari berbagai komponen, tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya saja akan tetapi harus tersedia data geografis yang benar  dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG.
1.2 Rumusan Masalah
2.      Apa yang  dengan Mendigit ?
3.      Bagaimana langkah – langkah mendigit?



     1.3  Manfaat
        Mengetahui mendigit itu sendiri dalam Sig sehingga dengan mengetahui dan mengenal ArcGis, kita dapat mengetahui kemudahan yang ada dalam Arcgis tersebut sehingga memudahkan kita untuk melaksanakan memetakan suatu wilayah yang kita ingin kan.
















                                                               BAB II
Landasan teory
2.1 Pengertian Digitasi Peta

Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital.
Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster
pada sebuah citra satelit resolusi tinggi dapat diubah ke dalam format digital melalui digitasi.

 Metode Digitasi
Proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam:
1.      Digitasi menggunakan digitizer Dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.
2.       Digitasi onscreen di layar monitor Digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah, tidak memerlukan tambahan peralatan lain dan lebih mudah untuk dikoreksi bila terjadi kesalahan.
Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam format
digital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam jumlah atau skala peta yang dihasilkan.Format digital terdiri dari 2 macam :

1.      Raster
Merupakan format data dengan satuan pixel(resolusi/kerapatan) ditentukan dalam satuan ppi (pixel per inch). Tipe format initidak bagus digunakan untuk pembuatan peta digital, karena akan terjadi korupsi dataketika dilakukan pembesaran atau pengecilan. Contoh format data raster :bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan terbaru PNG.

2.      Vektor
Merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan garis termasuk polygon) format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh format ini : dxf (autocad), fix (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift). Sejalan dengan kemajuan teknologii komputer beserta perangkat lunaknya, maka informasi pada peta telah diubah menjadisuatu bentuk data digital yang siap dikelola.
 Oleh karena itu, pekerjaan pemetaan saatini tidak hanya membuat peta saja, tetapi mengelolanya menjadi informasi spasialmelalui pengembangan basis data. Basis data tersebut dapat diolah lebih lanjutsehingga dapat menghasilkan berbagai informasi kebumian (geoinformasi) yang dibutuhkan oleh para perencana atau pengambilan keputusan.
Karakteristik pemetaan digital sangat cocok untuk perencanaan tata runag yg perubahan informasi spasialnya relative capat.perubahan tata ruang dapat langsung direkam sgera mungkin oleh peta digital sehingga iformasi yang dibutuhkan oleh perencana selalu dapt mengikuti perubahan di lapangna pada saai ini.
Adapun Tahap- tahap dalam pemetaan digital :
a.       Membangun basis geografi
b.      Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan, nama batuan, sesar, kekar, dan  morfologi
c.        Untuk pemetaan sistem irigasi ini,seluruh data yang dibutuhkan dimasukkan kedalam   bentuk digital.
Pemetaan digital terrdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja dan perangkat intelegensia.
Ø  Perangkat keras
·         System masukan terdiri dari :
  1. Data tekstual (atribut) dapat ditinjau dari data hidrologi, geologi teknik,tata guna lahan dll.
  2.   Data grafis atau peta terdiri dari peta-peta topografi dan peta-peta tematik.
Ø  Sistem pemprosesan dan penyimpanan :
1.      Pemrosesan data tekstual yaitu dapat terdiriberdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan informasi geografis tetapi dapat juga bergantung pada informasi grafis.
2.      Pemrosesan ata grafis meliputi manipulasi penyajian grafis , pembuatan peta-peta tematik, penggabungan informasi grafis , koordiant penyajian dan atributnya,overlay  atau penumpukam tema tertentu, pembuatan legenda, pembuatan garis kontur untuk tema tertentu dan lain sebaginya.
Ø  System keluaran.
Keluar adalah proses akhir daripemprosesan, data yang dihasilkan dapat berupa tabel-tabel, laporan, grafik atau peta.


Ø  Perangkat lunak
Perangkat lunak yaitu alat atau media yang digunakan untuk konversi, penggambaran, penyimpanan pemanggilan,  pemanipulasian, dan anaalisis data untukmelengkapi serta penyajian informsi.
Ø  Tenaga kerja
Tenga kerja yang dilibatkan dalam proses pemetaan digital biasanya relative sedikit dan dapat terdiri dari opersai produksi data yang akan dikerjakan oleh pekerja.
Ø  Perangkat intelegensia
Perangkat intelegensia melibatkan orang-orang yang ahli da;am bidangnya masing-masing, seperti ahli komputer, geodesi dan pakar pemograman yang dapat mempercepat proses pekerjaan digitasi.
 2.2  Alat dan Bahan
1.      Leptop
2.      Arcgis
3.      ArcMap
4.      Peta Administrasi format jpg













2.2 Cara Kerja

  1. ukan peta yang akan dilakukan pendigitan dengan klik AD data –  Adm kota solok
 

  1. Maka tampilan peta akan seperti di bawah ini :

  1. Setelah peta Administrasi sijunjung yang akan di digit di masukan maka ganti Coordinate System nya dulu Dengan klik view – Data Fram Propertis


  1. Maka akan muncul menu seperti di bawah ini :

  1. Pilih Geographic Cooerditate System – Word- WGS 1984 –ok




  1. Maka Coordinate System nya akan berganti menjadi Desimal Digree

  1. Langkah selanjut nya kita akan membuat titik ikat pada peta Administrasi Sijunjung.Dengan pilih Georeferencing – add Control point.

  1. Mulai membuat titik di garis perpotongan masing – masing di 4 titik yang akan kita bikin dengan klik kiri  pada garis perpotongan – Masukan titik koordinat yang sesuai dengan garis

  1. Setelah di buat satu titik maka akan muncul tampilan seperti ini :



  1. Lanjut pada titik selanjut nya hingga 4 titik yang kita ingin kan akan terbuat pada peta seperti tampilan dibawah ini :

  1. Setelah 4 titik selesai di buat maka simpan data dengan mengambil menu Georeferencingrectify

  1. Maka akan muncul menu seperti di bawah ini :

  1. Pilih foldee yang akan di simpan sesuai keinginan klik Add



  1. Panggil kembali data yang kita  yang sudah di simpan  berbentuk format TIF.Add data – adm silik tif
  1. Kemudian pata administrasi sijunjung yang format jpg  yang kita masukan tadi di hilangkan saja dengan Klik  kanan pada administrasi kota solok jpg– Remove.
  1. Untuk memulai pengeditan maka kita harus membuat  folder layer yang akan kita edit dengan mengambil ArcCatalog  Klik pasa star – ArcGis – ArcCatalog.


  1. Bikin folder baru untuk membuat layer pengeditan pada ArcCatalog dengan  klik kanak pada ArcCatalog – New – Folder – Buat nama folder yang kita ingin kan .

  1. Mulai membuat layer yang akan kita edit dengan klik kanan pada folder yang sudah kita buat – new – Shafefile.


  1. Mulai membuat layer yang akan di digit .
  1. Sesuaikan coordinate system yang sesuai dengan peta yang telah kita jadikan format tiff.




  1. Setelah layer di bikin taring layer tang di buat di ArcCatalog – ArcMap


  1. Mulai mengedit yang kita ingin kan dengan klik editor – Star editing


BAB IV
PENUTUP
4.1  KESIMPULAN
v  Pengertian Digitasi Peta

Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital.Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster pada sebuah citra satelit resolusi tinggi dapat diubah ke dalam format digital melalui digitasi.
Pemetaan digital terrdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja dan perangkat intelegensia.
Ø  Perangkat keras
·         System masukan terdiri dari :
  1. Data tekstual (atribut) dapat ditinjau dari data hidrologi, geologi teknik,tata guna lahan dll.
  2.   Data grafis atau peta terdiri dari peta-peta topografi dan peta-peta tematik.
Ø  Sistem pemprosesan dan penyimpanan :
3.      Pemrosesan data tekstual yaitu dapat terdiriberdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan informasi geografis tetapi dapat juga bergantung pada informasi grafis.
4.      Pemrosesan ata grafis meliputi manipulasi penyajian grafis , pembuatan peta-peta tematik, penggabungan informasi grafis , koordiant penyajian dan atributnya,overlay  atau penumpukam tema tertentu, pembuatan legenda, pembuatan garis kontur untuk tema tertentu dan lain sebaginya.
Ø  System keluaran.
Keluar adalah proses akhir daripemprosesan, data yang dihasilkan dapat berupa tabel-tabel, laporan, grafik atau peta.
Ø  Perangkat lunak
Perangkat lunak yaitu alat atau media yang digunakan untuk konversi, penggambaran, penyimpanan pemanggilan,  pemanipulasian, dan anaalisis data untukmelengkapi serta penyajian informsi.
Ø  Tenaga kerja
Tenga kerja yang dilibatkan dalam proses pemetaan digital biasanya relative sedikit dan dapat terdiri dari opersai produksi data yang akan dikerjakan oleh pekerja.
Ø  Perangkat intelegensia
Perangkat intelegensia melibatkan orang-orang yang ahli da;am bidangnya masing-masing, seperti ahli komputer, geodesi dan pakar pemograman yang dapat mempercepat proses pekerjaan digitasi.


Kamis, 13 November 2014

Membangun Geodatabase

LAPORAN
PRATIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
“Membangun Geodatabase ”

logo.gif
Dibuat Oleh:
Gusti Afriani
(1201577/2012)

Dosen Pembimbing:
Hendry Frananda, M.Sc





Geografi Non Kependidikan
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas nikmat dan karunia. Berkat rahmat tersebut akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Sistem Informasi Geografi yang berjudul “Pengenalan ArcGIS”.
Laporan  ini merupakan salah satu tugas mingguan untuk menyelesaikan mata kuliah   Pratikum Sistem Informasi Geografi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman, sehingga dengan bimbingan dan bantuan teman – teman semua  penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kesalahan, selayaknya penulis hanya manusia yang tak terlepas dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar dapat lebih sempurna dalam pembuatan laporan dimasa yang akan datang.

Padang, September 2014


Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya, istilah system informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu:
  1. Sistem, yaitu sekumpulan objek atau unsur yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan yang sama.
  2. Informasi, yaitu data yang telah diolah sehingga menjadi sesuatu yang bernilai arti atau berguna.
  3. Geografi, yaitu suatu yang mengenai bumi sebagai tempat tinggal, hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi), dimensi ruang (spatial) dan dimensi historis beserta pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).
Sehingga Sistem Informasi Geografi dapat diartikan sebagai sebuah sistem untuk mengelola, menganalisis, menyimpan, memproses dan menampilkan data geografi. Dengan Sistem Informasi Geografi kita dengan mudah melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. Pada perkembangannya, Sistem Informasi Geografi sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta kebutuhan akan sistem informasi geografi yang semakin berkwalitas.
Saat ini pemamfaatan Sistem Informasi Geografi telah sangat luas meliputi berbagai aspek mulai dari penelitian ilmu pengetahuan, managemen sumber daya alam, sejarah, kartografi dan sebagainya.
Komponen GIS
Untuk membangun Sistem Informasi Geografi dibutuhkan komponen-komponen pendukung, yaitu sebagai berikut :
·                     Manusia, yaitu orang yang menjalankan sistem.
·                     Aplikasi, yaitu prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data.
·                     Data, yaitu bahan yang akan diolah oleh aplikasi.
·                     Software, yaitu perangkat lunak SIG.
·                     Hardware, yaitu perangkat keras atau komputer.
Data sebagai salah satu komponen Sistem Informasi Geografi yang sangat penting. Secara spesifik data tersebut disebut data spatial. Secara tradisional data spatial disimpan dalam bentuk peta cetak (hardcopy). Metode ini menjadi tidak efektif ketika jumlah data yang harus ditangani bertambah. Hal ini tentu menjadi masalah karena dibutuhkan ruang penyimpanan yang sangat besar dan proses pemasukan data (data entry) serta pengambilan data (data retrieval) menjadi tidak efektif. Sehingga dalam perkembangannya data spatial banyak dismpan dalam bentuk digital.
Perkembangan perangkat lunak Relational Database Manajemen System pada saat ini sangat berpengaruh pada perkembangan Sistem Informasi Geografi, dengan mengunakan RDBMS memungkinkan penyimpanan data spatial dalam jumlah yang sangat besar sehingga mampu mengatasi masalah ketidakefektifan metode penyimpanan dengan peta cetak. Perkembangan ini mendorong peningkatan penggunaan perangkat lunak DBMS dalam pembuatan Sistem Informasi Geografi sebagai tulang punggung sistemnya.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan geodatabase?
2.      Bagaimana cara membangun geodatabase?
1.3  Tujuan
Mengetahui pengertian geodatabase dan langkah untuk membangun geodatabase.sehingga kita bisa memahami poperti yang ada pada arcgis.










BAB II
LANDASAN TEORI
Geodatabase merupakan kumpulan dataset geografis dan struktur data asli ArcGis yang akan memberikan kemampuan yang lebih baik untuk hubungan antar data dan intergritas data. Dengan menggunakan geodatabase, pengguna akan memperoleh beberapa keuntungan sekaligus. Antara lain adalah: semua penampakan dan atributnya mempunyai lokasi penyimpanan yang terpusat, kemampuan untuk pengelompokan kenampakan dalam subtypes dan membuat aturan validasi spasial dan atribut.
Membuat geodatabase dapat dilakukan di ArcCatalog. Untuk ArcGis sebelum versi 10, maka ArcCatalog terpisah dengan ArcMap. Sedangkan versi 10, ArcCatalog dapat dimunculkan secara dockable di ArcMap. Dua kondisi berbeda tersebut mengakibatkan dua cara yang berbeda namun sama. Berbeda dalam aplikasi berjalannya berupa ArcMap dan ArcCatalog, namun sama dalam tempat pembuatannya di ArcCatalog. Geodatabase juga dapat dibuat menggunakan toolbox yang tersedia di ArcMap maupun ArcCatalog.
Geodatabase mulai dikenal pada ArcGIS 9.x. Geodatabase adalah database relasional yang memuat informasi geografi. Geodatabase terdiri atas feature classes (spatial) dan tabel (non-spatial).Feature Class merupakan kumpulan dari beberapafeature yang memiliki bentuk geometri dan atribut sama.
Feature classes dalam geodatabase dapat berupasingle feature atau individu dan dapat juga disusun dalam suatu feature datasets. Semuafeature datasets dalam sebuah geodatabasemenggunakan sistem koordinat yang sama.
Domain digunakan untuk menentukan lingkup (range) dan wilayah terpilih (selected area) setiap jenis informasi.
Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan Personal Geodatabase. Server-Geodatabase merupakan Relational Database Management System (Oracle, SQL-Server, DB2) dan Personal Geodatabase menggunakan sistem data MS-Access.
Pada dasarnya dalam geodatabase terdapat feature dataset yang berfungsi untuk mengelompokkan feature class yang ada, sebagai contoh pada postingan tentang geodatabase selanjutnya adalah mencoba untuk membuat geodatabase Pulau Ternate. Maka nama untuk geodatabase-nya adalah Ternate dan Anda akan ditunjukkkan cara mengelompokannya ke dalam feature dataset yaitu untuk administrasi dan infrastruktur. Setelah feature dataset dibuat maka kedalam feature dataset bisa ditambahkan feature class baik berupa shapefile atau table. Untuk lebih jelasnya, tunggu postingan berikutnya.

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat geodatabase:
  • Inventarisasi peta atau data spasial apa saja yang dibuat dan data atau feature class apa saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan populasi data dan juga analisa terhadap data yang akan digunakan.
  • Penentuan system koordinat, skala dan toleransi yang akan digunakan.
  • Klasifikasi feature dataset yang akan ditampilkan. Hal ini untuk meminimalkan feature class ganda yang terdapat pada feature dataset yang berbeda.
  • Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa grafik aliran data, feature dataset sampai ke feature class untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pembuatan geodatabase dan untuk membuat geodatabase dengan data yang ramping dan efektif.

Keunggulan geodatabase jika di bandingkan shapefile adalah:
  • Data dapat di klasifikasikan dalam populasi data tertentu, tanpa harus membuat folder dan file yang dibuat tidak terlalu banyak jadi sangat mudah untuk mengorganisasi dan mengaturnya
  • Geodatase dapat di gunakan untuk keperluan akses data baik secara intranet maupun internet karena bisa menggunakan beberapa software database seperti Oracle, SQL-Server, DB2 dan lain-lain
  • Untuk beberapa analisa tertentu di dalam ArcGIS hanya bisa di lakukan dengan geodatabase, tidak dapat dilakukan dengan shapefile seperti topology, cartographic representation, linear referencing dan lain-lain.

Geodatabase mewadahi :
  • Tabel –> menyimpan obyek non-spasial (informasi tabular), seperti tabel pemilik lahan, tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dsb.
  • Feature Class –> kumpulan dari obyek spasial:titik,garis,area (poligon).Bisa juga untuk menyimpan feature anotasi, dimensi, rute.
  • Feature Dataset –> tempat/wadah untuk feature class yang memiliki referensi spasial sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat network dan topologi.
  • Relationship classes –> mengatur hubungan tematik antara tabel, feature classes, atau kedua-duanya. Mendukung integrasi antara origin data dan destination class.
  • Geometrik Netwrok –> hubungan topologi khusus antara titik dan garis yang digunakan untuk analisa pada alur sistem jaringan langsung.
  • Topologi –> hubungan spasial antara feature classes yang digunakan untuk menentukan dan memperbaiki kesalahan(error) spasial, seperti parcel yang overlap satu sama lain atau yang tidak berada dalam batas wilayah.
  • Raster Dataset –> data grid yang diturunkan dari berbagai sumber format (IMG, JPEG, dll)
  • Raster Catalog –> tabel dari kumpulan data raster
  • Survey Dataset –> menyimpan informasi survey dan menggabungkan data survey dalam proyek dan banyak proyek ke dalam folder proyek.
  • Toolboxes –> berisi tool-tool geoprocessing.
  • Behaviour Rules –> dapat dibuat untuk mendefinisikan atribut legal,relation, topologi, koneksi.























BAB III
Langkah membangun geodatabase
    1. Klik star dan ambil arcgis
    1. Setelah pilih arcgis klik arcCatalog.


    1. Pilih hepl untuk meminta bantuan yang kita butuh kan
    1. Maka stelah memilih menu help akan muncul tampilan eperti ini
    1. Pada ArcCatalog, klik kanan pada C:\basicArcGIS\Data\pilih NEW – SHAPEFILE

    1. Pada Create New Shapefile dialog, ganti nama file menjadi Kantor Kecamatan. Ada tiga jenis feature, yaitu titik, poligon dan garis. Pilih Feature Type menjadi Point. Klik pada tombol Edit untuk menentukan sistem koordinat.




    1. Pilih sistem koordinat yang relevan, caranya klik Edit kemudian muncul kotak dialog Spatial Reference Properties. Setelah itu klik Select untuk menentukan sistem koordinat yang akan Anda gunaka
    1. Untuk sistem koordinat geografis, Anda dapat memilih World. Lalu pilihlah Spatial References
WGS 1984.prj, simpan perubahan yang Anda telah lakukan dengan cara klik Apply

    1. Setelah selesai mengatur sistem koordinat peta, periksalah kembali file tersebut apakah shapefile sudah berkoordinat sesuai yang diinginkan. Caranya, klik kanan pada Kantor_Kecamatan.shp,
lalu pilih Properties
    1. Kemudian akan muncul Shapefile Properties. Pilih tab Field pada tampilan Shapefile Properties. Pada kotak dialog ini, klik dan amati Field Name Shape. Field Name Shape terdiri
atas beberapa field properties yang terletak di bawahnya.

    1. Klik pada baris kosong yang ada dan pilih Data Type menjadi Text. Pada bagian Field Properties, isilah Length dengan nilai 40. Angka ini ialah jumlah huruf paling banyak yang bisa dimasukkan dalam data atribut alamat.

    1. Kemudian Klik OK. Sekarang shapefile sudah siap digunakan untuk penggunaan lebih lanjut.


MEMBANGUN GEODATABASE
1.     Pada Catalog Klik kanan pada C:\BasicArcGIS\Data, pilih New > Personal Geodatabase. Nama geodatabase Jalan.

Membuat Feature Classes
1.      Klik kanan pada database dan pilih New > Feature Class. Ketik pada field name dengan

2.      Ketik jalan pada kolom isian alias. Kemudian klik tombol Next.
3.      Pada sijunjung jalan i Feature Class, klik shape fieldname untuk menampilkan nilai properties. Pada geometry type default pilih polygon.
4.      4. Pilih sistem koordinat menjadi [Projected Coordinate Systems] [UTM Zone 47N]. Adapun cara mengubah sistem koordinat sama seperti dengan cara penentuan sistem koordinat yang telah Anda lakukan sebelumnya.
Mengimpor Data ke dalam Geodatabase
Feature classes yang telah dibuat akan digunakan sebagai bagian dari latihan data capture. Pertama kita akan mengimpor beberapa data yang telah ada ke dalam geodatabase.
1. Klik kanan pada Database dan pilih IMPORT > FeatureClass (Single).
2. Sebagai input shapefile pilih C:\BasicArcGis\data/sijunjung

















BAB IV
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat geodatabase:
  • Inventarisasi peta atau data spasial apa saja yang dibuat dan data atau feature class apa saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan populasi data dan juga analisa terhadap data yang akan digunakan.
  • Penentuan system koordinat, skala dan toleransi yang akan digunakan.
  • Klasifikasi feature dataset yang akan ditampilkan. Hal ini untuk meminimalkan feature class ganda yang terdapat pada feature dataset yang berbeda.
  • Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa grafik aliran data, feature dataset sampai ke feature class untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pembuatan geodatabase dan untuk membuat geodatabase dengan data yang ramping dan efektif.

Keunggulan geodatabase jika di bandingkan shapefile adalah:
  • Data dapat di klasifikasikan dalam populasi data tertentu, tanpa harus membuat folder dan file yang dibuat tidak terlalu banyak jadi sangat mudah untuk mengorganisasi dan mengaturnya
  • Geodatase dapat di gunakan untuk keperluan akses data baik secara intranet maupun internet karena bisa menggunakan beberapa software database seperti Oracle, SQL-Server, DB2 dan lain-lain
  • Untuk beberapa analisa tertentu di dalam ArcGIS hanya bisa di lakukan dengan geodatabase, tidak dapat dilakukan dengan shapefile seperti topology, cartographic representation, linear referencing dan lain-lain.

Geodatabase mewadahi :
  • Tabel –> menyimpan obyek non-spasial (informasi tabular), seperti tabel pemilik lahan, tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dsb.
  • Feature Class –> kumpulan dari obyek spasial:titik,garis,area (poligon).Bisa juga untuk menyimpan feature anotasi, dimensi, rute.
  • Feature Dataset –> tempat/wadah untuk feature class yang memiliki referensi spasial sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat network dan topologi.
  • Relationship classes –> mengatur hubungan tematik antara tabel, feature classes, atau kedua-duanya. Mendukung integrasi antara origin data dan destination class.
  • Geometrik Netwrok –> hubungan topologi khusus antara titik dan garis yang digunakan untuk analisa pada alur sistem jaringan langsung.
  • Topologi –> hubungan spasial antara feature classes yang digunakan untuk menentukan dan memperbaiki kesalahan(error) spasial, seperti parcel yang overlap satu sama lain atau yang tidak berada dalam batas wilayah.
  • Raster Dataset –> data grid yang diturunkan dari berbagai sumber format (IMG, JPEG, dll)
  • Raster Catalog –> tabel dari kumpulan data raster
  • Survey Dataset –> menyimpan informasi survey dan menggabungkan data survey dalam proyek dan banyak proyek ke dalam folder proyek.
  • Toolboxes –> berisi tool-tool geoprocessing.
  • Behaviour Rules –> dapat dibuat untuk mendefinisikan atribut legal,relation, topologi, koneksi.